Senin, 05 Oktober 2009

Struktur Vegetasi dan Daur Hidup Mangrove

Hutan mangrove meliputi pohon-pohonan dan semak yang terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga (Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lumnitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Canocarpus) yang termasuk kedalam delapan famili.

Vegetasi hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, dengan jumlah jenis tercatat sebanyak 202 jenis terdiri atas 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, 44 jenis epifit, dan 1 jenis sikas. Namun demikian hanya terdapat kurang lebih 47 jenis tumbuhan yang spesifik hutan mangrove. Paling tidak di dalam hutan mangrove terdapat salah satu tumbuhan sejati penting/ dominan yang termasuk ke dalam empat famili yaitu : Rhizophoraceae, Sonneratiaceae, Avicenniaceae, dan Meliaceae.

Jenis mangrove tertentu seperti Bakau dan Tancang memiliki daur hidup yang khusus, diawali dari benih yang ketika masih pada tumbuhan induk berkecambah dan mulai tumbuh di dalam semaian tanpa istirahat. Selama waktu ini, semaian memanjang dan distribusi beratnya berubah, sehingga menjadi lebih berat pada bagian terluar dan akhirnya lepas. Selanjutnya semaian ini jatuh dari pohon induk, masuk ke perairan dan mengapung di permukaan air. Semaian ini kemudian terbawa oleh aliran air ke perairan pantai yang cukup dangkal, dimana ujung akarnya dapat mencapai dasar perairan, untuk selanjutnya akarnya dipancangkan dan secara bertahap tumbuhan menjadi pohon

1 komentar:

  1. Mangrove merupakan suatu komunitas vegetasi pantai wilayah tropis yang didominasi oleh beberapa spesies pohon yang khas atau semak-semak yang mampu tumbuh di perairan asin (Nybakken, 1993). Bengen (2004) mendefinisikan mangrove sebagai suatu komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropik yang didominasi oleh beberapa jenis pohon yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
    Tumbuhan mangrove sebagaimana tumbuhan lainnya mengkonversi cahaya matahari dan zat hara menjadi jaringan tumbuhan (bahan organik) melalui proses fotosintesis. Mangrove merupakan sumber makanan potensial dalam berbagai bentuk, bagi semua biota yang hidup di ekosistem mangrove. Berbeda dengan ekosistem pesisir lainnya, komponen dasar dari rantai makanan di ekosistem mangrove bukanlah tumbuhan mangrove itu sendiri, tetapi serasah yang berasal dari tumbuhan mangrove (daun, ranting, buah, batang, dan sebagainya). Sebagian serasah mangrove didekomposisi oleh bakteri dan fungi menjadi zat hara terlarut yang dapat langsung dimanfaatkan oleh fitoplankton, alga ataupun tumbuhan mangrove itu sendiri dalam proses fotosintesis; sebagian lagi sebagai partikel serasah (detritus) dimanfaatkan oleh ikan, udang dan kepiting sebagai makanannya (Bengen, 2004).
    Komunitas mangrove tumbuh baik pada pantai berlumpur yang terlindung dan teluk, pada umumnya pohon-pohonnya berbatang lurus dengan ketinggian mencapai 3,5 sampai dengan 4,5 m. Pada daerah pantai berpasir dan terumbu karang, mangrove tumbuh kerdil dan rendah dengan batang yang bengkok-bengkok (Dirjen RL Departemen Kehutanan, 2006b). Jenis mangrove mempunyai habitat segresi (terpisah, terasing), tergantung pada tinggi tempat dari permukaan laut, salinitas, keadaan tanah dan sebagainya (Taniguchi 1999 dalam Panjaitan, 2002)
    Tomlinson (1994) dalam Panjaitan, (2002) membagi spesies mangrove menjadi tiga komponen yaitu :
    1.Komponen mayor, yaitu spesies yang mengembangkan karekteristik morfologi yang berupa akar udara dan mekanisme fisiologi yang berupa kelenjar garam untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Jenis mangrove yang memiliki kelenjar garam antara lain : Rhizopora sp.,Ceriops sp., Avicennia sp., Bruguiera sp., Sonneratia sp.
    2.Komponen minor (tumbuhan pantai), yaitu spesies yang tidak menonjol, dapat tumbuh di sekeliling habitat. Jenis-jenis yang termasuk komponen minor adalah Spinifex litoreus (gulung-gulung), Ipomea-pes caprae (ketang-ketang).
    3.Komponen asosiasi , yaitu jenis yang tidak tumbuh pada komunitas mangrove yang sesungguhnya dan dapat tumbuh pada tanah daratan (terestrial). jenis-jenis yang termasuk asosiasi mangrove misalnya Terminalia cattapa (ketapang) dan Cerbera manghas (bintaro).

    BalasHapus